Logo FFI
Kisah Di Balik Nama Penghargaan Khusus Festival Film Indonesia 2023
12 Oct 2023

Kisah Di Balik Nama Penghargaan Khusus Festival Film Indonesia 2023

Tiga tahun sudah penghargaan khusus Kategori Pilihan Penonton dan Kritik Film melengkapi perhelatan Festival Film Indonesia. Kategori ini hadir, sebagai bentuk apresiasi dan wujud keterlibatan langsung pencinta film Indonesia dalam kemajuan perfilman Indonesia. 

Kategori Pilihan Penonton memiliki penghargaan khusus dengan nama tokoh perfilman Indonesia yang berganti setiap tahunnya. Nama-nama tersebut dipilih sebagai bentuk apresiasi dan upaya memperkenalkan mereka yang berjasa di industri perfilman Indonesia.  Tahun ini, Festival Film Indonesia menyematkan nama Lilik Sudjio, Dhalia, dan A.N. Alcaff sebagai nama penghargaan khusus untuk tiga kategori pilihan penonton, yaitu Film Pilihan Penonton, Aktris Pilihan Penonton, dan Aktor Pilihan Penonton. 

Sedangkan, kategori Kritik Film, sejak tiga tahun terakhir memiliki penghargaan khusus dengan nama Penghargaan Tanete Pong Masak. Tanete Pong Masak dipilih karena beliau adalah satu dari sedikit cendikiawan film yang bergelar doktor di Indonesia. 



Penghargaan Khusus Film Pilihan Penonton

Penghargaan Lilik Sudjio merupakan nama yang akan disematkan pada penghargaan khusus kategori Film Pilihan Penonton Festival Film Indonesia 2023. Lilik Sudjio adalah sutradara film Tarmina, sebuah film legendaris yang mendapat penghargaan sebagai Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada Festival Film Indonesia perdana di tahun 1955. 

Lilik Sudjio mengawali kariernya di dunia film sejak masa remaja. Ia dan ayahnya bergabung dengan rombongan Bintang Timoer yang pada saat itu dipimpin oleh Djamaluddin Malik. Pada tahun 1949, beliau memulai debutnya lewat peran kecil di film Saputangan karya Fred Young.

Kecintaan Lilik Sudjio pada film membuatnya memutuskan untuk hiatus sementara waktu, demi memperdalam ilmu tentang sinema di University of California, Los Angeles pada tahun 1960–1962. Selain Tarmina, Lilik Sudjio juga menyutradarai film populer lainnya, seperti Si Buta Dari Goa Hantu (1970), Gundala Putra Petir (1981), hingga Ratu Ilmu Hitam (1981). 

Lilik Sudjio tutup usia pada 9 Desember 2014, ia mewariskan puluhan karya yang turut memberi warna pada sejarah sinema di Tanah Air. 



Penghargaan Khusus Aktris Pilihan Penonton

Penghargaan khusus untuk Aktris Pilihan Penonton tahun ini diberi nama Penghargaan Dhalia. Dhalia adalah aktris Indonesia kelahiran 10 Februari 1925 yang populer di era 1950-an. Perempuan kelahiran Medan ini terkenal lewat film Lewat Djam Malam (1954), yang membuatnya meraih penghargaan Festival Film Indonesia 1955 sebagai Pemeran Utama Perempuan Terbaik. 

Dhalia pernah bergabung dengan rombongan sandiwara sebelum terjun ke dunia film di tahun 1940-an. Pantjawarna (1940) menjadi film pertamanya dan disebut sebagai film musikal pertama di Indonesia. 

Sempat hiatus pada tahun 1956, Dhalia kembali membintangi film Last Tango in Jakarta (1973). Pada tahun-tahun berikutnya, Dhalia juga kembali masuk daftar nominasi FFI untuk kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik lewat film Usia 18 (1981) dan Bukan Istri Pilihan (1982).

Ketika Dia Pergi (1990) menjadi film terakhir Dhalia sebelum mengembuskan napas terakhir di usia 64 tahun pada 14 April 1991. 

 

Penghargaan Khusus Aktor Pilihan Penonton

Penghargaan Khusus untuk Aktor Pilihan Penonton Festival Film Indonesia 2023 diberi nama Penghargaan Khusus A.N. Alcaff. Memiliki nama asli Achmad Nungcik Alcaff, ia  adalah salah satu aktor legendaris Indonesia yang terkenal di era 1950-an.

Aktor kelahiran Jambi, 17 Agustus 1925 ini, menempuh pendidikan di Neutrale Schakel School pada 1931 hingga 1938. Ia memulai kariernya di dunia akting lewat panggung sandiwara, sebelum akhirnya mendapat kesempatan bermain di film pertamanya, Dosa Tak Berampun (1951).

Lewat film Lewat Djam Malam (1954), A.N. Alcaff berhasil membawa pulang penghargaan Aktor Terbaik Festival Film Indonesia 1955. Film tersebut juga berhasil meraih penghargaan sebagai Film Terbaik.

Selain menjadi aktor, A.N. Alcaff juga pernah dipercaya untuk menyutradarai film Intan Perawan Kubu (1972), yang melibatkan Pemerintah Daerah Jambi. Film terakhirnya adalah Sunan Kalijaga (1983), hingga akhirnya tutup usia empat tahun kemudian, pada 22 Desember 1987.

Itulah ketiga nama tokoh legendaris perfilman Indonesia, sekaligus penerima penghargaan FFI pertama tahun 1955. Semangat mereka patut kita lanjutkan, demi masa depan perfilman Indonesia yang lebih baik lagi. 

 

Salam sinema!





Sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Lilik_Sudjio

https://historia.id/kultur/articles/lilik-sudjio-gundala-dan-para-pahlawan-DWqjk/page/1

https://www.inews.id/lifestyle/seleb/5-fakta-menarik-dhalia-artis-terbaik-era-1950-an-berkarya-di-dunia-film-hingga-tutup-usia

https://www.inews.id/lifestyle/seleb/mengenang-dhalia-artis-top-era-1950-an-peraih-piala-ffi-pertama-pemeran-utama-wanita-terbaik/2

https://www.harianhaluan.com/lifestyle/109565364/mengenal-an-alcaff-aktor-legendaris-indonesia-yang-berasal-dari-jambi?page=2


Bagikan: