Imam Tantowi
Imam Tantowi (lahir di Tegal) adalah seorang sutradara dan penulis skenario film Indonesia. Film-film yang disutradarainya pada umumnya bergenre laga. Awal kariernya dimulai dalam lakon sandiwara antara tahun 1966-1969 sebagai pemeran dan sutradara. Ia juga pernah bekerja sebagai pembuat poster film, kemudian ia pindah ke Jakarta. Kemudian ia mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pembuatan film Biarkan Musim Berganti (1971) sebagai dekorator. Setelah itu ia juga memperoleh kesempatan memegang jabatan sebagai penata artistik dalam film Si Rano (1973). Dalam film Tukang Kawin (1977), ia menjadi asisten sutradara, lalu menulis skenario untuk film Dang Ding Dong (1978). Ia menjadi sutradara pada tahun 1982. Setelah beberapa kali masuk sebagai nominasi Festival Film Indonesia di Yogyakarta untuk penulis skenario terbaik dalam film kedua garapannya Lebak Membara, dan kemudian ia juga mendapat nominasi cerita asli untuk film Carok dalam ajang FFI di Bandung. Ia berhasil menyabet Piala Citra untuk penulis cerita asli terbaik dalam film Si Badung dalam ajang FFI di Jakarta tahun 1989. Film garapannya itu mendapat berbagai penghargaan film musikal terbaik dan film anak-anak terbaik. Setelah itu, ia sekali lagi menyabet Piala Citra untuk sutradara terbaik dalam film Soerabaia 45 pada FFI 1991, di samping mendapat nominasi sebagai penulis skenario dan penyunting terbaik. Setelah film nasional hancur lebur karena kuatnya monopoli peredaran dan bioskop yang dikuasai oleh asosiasi importir film dari Amerika Serikat, Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan negara-negara di Asia lainnya yang mendominasi perfilaman di Indonesia. Namun munculnya beberapa stasiun televisi swasta bisa menjadi ladang rezeki baginya. Ia mulai menulis cerita dan skenario untuk sinetron, dalam festival sinetron ia sering dinominasikan maupun sebagai pemenang. Dia berhasil menyabet Piala Vidia sebagai penulis cerita asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1994 untuk sinetron Madu Racun dan Anak Singkong, dan penulis cerita asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun 1995 untuk sinetron Jejak Sang Guru. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai penulis skenario komedi dan meraih predikat terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1996 untuk sinetron Suami-suami Takut Istri. Dari sinetron tersebut ia juga mendapat penghargaan sebagai penulis cerita asli komedi terbaik. Sampai sekarang ia masih rajin menulis cerita dan skenario. Karyanya yang berjudul Bang Jagur dan Maha Kasih, dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu Tukang Bubur Naik Haji (1996) yang langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Sementara tayangan ulangnya seminggu kemudian, menduduki rating kedua. Tak sampai di situ, pada Mei 2012 tayangan tersebut dibuat berseri dengan judul Tukang Bubur Naik Haji The Series, sinetron ini mampu dengan stabil menduduki rating tertinggi hingga mencapai ratusan episode yang membawanya meraih beberapa kategori penghargaan bergengsi di ajang Panasonic Gobel Awards 2013 maupun dalam Festival Film Bandung.